Pergaulan remaja masa kini dalam perspektif Al-Qur’an dan Hadits

Oleh: Aufi Izzadine, S.Ag.

Latar belakang:

 Remaja merupakan fase kehidupan yang penuh dengan dinamika dan perubahan, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Pada masa ini, remaja cenderung mencari identitas diri dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan mereka. Pergaulan remaja memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian, nilai-nilai, dan perilaku mereka. Namun, di era globalisasi dan kemajuan teknologi, remaja sering kali dihadapkan pada tantangan dan pengaruh negatif yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam perilaku yang bertentangan dengan norma agama dan sosial.

Dalam Islam, Al-Quran dan Hadits memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana seharusnya seorang remaja bergaul. Al-Quran menekankan pentingnya memilih lingkungan dan teman yang baik, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Kahfi: 28, yang mengajarkan untuk tidak mengikuti orang-orang yang melalaikan Allah. Selain itu, QS. Al-Furqan: 27-29 menggambarkan betapa menyesalnya orang-orang yang salah memilih teman dan terjerumus dalam kesesatan. Hadits juga memberikan panduan tentang pengaruh teman terhadap keimanan dan akhlak seseorang, seperti sabda Rasulullah ﷺ: “Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Latar belakang ini menunjukkan betapa pentingnya pergaulan remaja dalam perspektif Islam. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Al-Quran dan Hadits, remaja diharapkan dapat membangun hubungan sosial yang positif, menjaga akhlak mulia, dan terhindar dari pengaruh negatif yang dapat merusak masa depan mereka. Oleh karena itu, penelitian atau kajian tentang pergaulan remaja dalam perspektif Al-Quran dan Hadits menjadi relevan untuk memberikan solusi dan panduan bagi remaja dalam menghadapi tantangan pergaulan di zaman modern.

Pergaulan Remaja dalam Pandangan Al-Quran

Al-Quran menekankan pentingnya memilih lingkungan dan teman yang baik sebagai fondasi pembentukan karakter. Dua ayat utama yang menjadi rujukan adalah:

  1. QS. Al-Kahfi (18): 28 Allah ﷻ berfirman:

“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya… Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami.” Ayat ini mengajarkan remaja untuk:

  • Bersabar dalam bergaul dengan orang-orang yang konsisten beribadah.
  • Menghindari orang yang lalai dari mengingat Allah dan terjerumus dalam hawa nafsu.

Pesannya jelas: pergaulan harus mendekatkan diri kepada Allah, bukan menjauhkan.

  • QS. Al-Furqan (25): 27-29

Allah ﷻ menggambarkan penyesalan orang yang salah memilih teman: “Wahai, celaka aku! Kiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Quran).” Ayat ini menjadi peringatan tentang:

  • Dampak destruktif dari teman yang buruk, yang dapat menjerumuskan ke dalam kesesatan. 
  • Pentingnya evaluasi kritis terhadap lingkaran pertemanan.

Pergaulan Remaja dalam Hadits Shahih

Rasulullah ﷺ memberikan panduan praktis melalui Hadits-hadits yang relevan:

  1. Pengaruh Teman terhadap Agama dan Akhlak Sabda Rasulullah ﷺ:

“Seseorang itu berada di atas agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

  • Hadits ini menegaskan bahwa teman memiliki pengaruh dominan terhadap keyakinan dan perilaku seseorang.
  • Remaja harus selektif memilih teman yang menginspirasi ketaatan, bukan maksiat.
  • Perumpamaan Teman Baik dan Buruk Rasulullah ﷺ bersabda:

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk seperti penjual minyak wangi dan pandai besi…” (HR. Bukhari dan Muslim). o             Teman baik ibarat penjual minyak wangi: memberikan kebaikan, aroma harum, atau motivasi untuk berbuat baik.

  • Teman buruk seperti pandai besi: membawa keburukan, “membakar” reputasi, atau merusak akhlak.

Tantangan Pergaulan Remaja di Era Modern

  1. Pengaruh Media Sosial

            Remaja mudah terpapar konten negatif, seperti pergaulan bebas atau budaya hedonisme. Al-Quran mengingatkan:“Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orangorang yang dusta.” (QS. Al-Kahfi: 28).

  • Peer Pressure (Tekanan Teman Sebaya)

            Remaja sering terpaksa mengikuti tren yang bertentangan dengan nilai Islam, seperti narkoba atau pergaulan tanpa batas. Hadits tentang “agama teman dekat” menjadi panduan untuk menghindari tekanan negatif.

  • Krisis Identitas

            Remaja yang tidak memiliki pegangan agama cenderung mencari validasi dari teman sebaya. Islam menawarkan solusi dengan membangun identitas berdasarkan ketakwaan (QS. Al-Hujurat: 13).

Solusi Islami untuk Membentuk Pergaulan Sehat

  1. Memilih Teman yang Shalih
    Bergaul dengan orang yang mengingatkan pada kebaikan (QS. Az-Zukhruf: 67). Menghindari teman yang mendorong maksiat (QS. Al-Furqan: 29).
  2. Peran Keluarga dan Orang Tua
    Orang tua wajib memantau pergaulan anak dan memberikan contoh akhlak mulia (QS. At-Tahrim: 6).
    Membangun komunikasi terbuka tentang nilai-nilai Islam.
  3. Pendidikan Agama yang Kuat
    Menanamkan pemahaman Al-Quran dan Hadits sejak dini.
    Mengikuti kegiatan keislaman (halaqah, kajian remaja) untuk memperkuat iman.
  4. Pemanfaatan Teknologi secara Positif
    Menggunakan media sosial untuk dakwah dan menimba ilmu.
    Membatasi interaksi dengan konten atau akun yang merusak moral.

Kesimpulan: Pergaulan remaja dalam Islam bukan sekadar interaksi sosial biasa, tetapi bagian dari proses pembentukan karakter yang berpengaruh pada kehidupan dunia dan akhirat. Al-Quran dan Hadits Shahih memberikan rambu-rambu jelas: pilih teman yang baik, hindari pergaulan merusak, dan jadikan ketakwaan sebagai landasan. Di tengah tantangan zaman, remaja Muslim harus menjadi generasi yang tangguh, berpegang pada nilai-nilai ilahi, dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat. Dengan demikian, pergaulan tidak hanya memenuhi kebutuhan sosial, tetapi juga menjadi sarana untuk meraih ridha Allah ﷻ.