PENDAHULUAN
Teori konstruktivisme berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses membangun
makna dan bagaimana orang memahami pengalamannya terkait dengan kehidupan nyata
(Ormrod, 2012:154; Pritchard & Woollard, 2010:8) menyatakan bahwa teori konstruktivisme
didasarkan pada gagasan sentral bahwa peserta didik membangun pengalamannya.
pemahaman mereka sendiri tentang dunia di sekitar mereka berdasarkan pengalaman saat
hidup dan bertumbuh, di mana mereka dapat memilih dan mengubah informasi pengetahuan
masa lalu menjadi pengetahuan dan pemahaman baru. Pengetahuan dan pemahaman baru ini
dapat membekali siswa untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Ide dasar
konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan “dikonstruksi” dari pengetahuan dasar yang
dimiliki pembelajar sebelumnya. Dalam konsep teori ini, belajar bukan sekedar mentransfer
informasi dari satu individu ke individu lain, tetapi menekankan pada proses membangun
pengetahuan (Driscoll, 2005:387; Hoover, 1996).
Mengingat banyaknya aspek positif yang terkait dengannya, pembelajaran berbasis proyek telah
muncul sebagai salah satu arah baru yang paling menjanjikan dalam pendidikan. Pembelajaran
berbasis proyek dibedakan berdasarkan sejumlah karakteristik utama, salah satu yang paling
jelas adalah tujuan proyek yang dinyatakan dengan jelas dan cara pelaksanaannya.PBL juga
mencakup perencan lintas kurikuler, yang berarti lebih dari satu mata pelajaran akan dibahas
selama pengalaman pembelajaran.
Siswa di abad kedua puluh satu hidup dalam lingkungan global yang saling berhubungan,
beragam, dan terus berubah. Kehidupan generasi muda dibentuk oleh berbagai elemen, termasuk
faktor ekonomi, sosial, budaya, digital, demografi, lingkungan, dan epidemiologi, dan generasi
muda saat ini menghadapi peluang dan permasalahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Generasi saat ini perlu dipersiapkan dengan literasi sains serta beberapa kemampuan yang
diperlukan guna menghadapi tantangan yang muncul di masa depan. Guru perlu melakukan perubahan signifikan terhadap cara pendidikan siswa jika kita ingin berhasil mempersiapkan
anak- anak kita untuk hidup dalam masyarakat internasional di abad kedua puluh satu. Siswa
lebih mampu memecahkan masalah, menjadi warga negara yang bertanggung jawab, dan
meningkatkan literasi sains mereka ketika mereka terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek,
yang mendorong keingintahuan alami siswa dan meningkatkan pemahaman konsep-konsep
ilmiah dasar.
Pendidikan siswa dihidupkan oleh guru mereka melalui penggunaan pembelajaran
berbasis proyek. Siswa menghabiskan banyak waktu (mulai dari seminggu hingga satu
semester penuh) mengerjakan proyek yang menantang mereka untuk menjawab pertanyaan
sulit atau menemukan solusi terhadap masalah yang ada di dunia nyata. Mereka menguji
pengetahuan dan kemampuannya dengan mengembangkan, sebagai hasilnya, siswa
mengembangkan pengetahuan materi pelajaran yang kuat di samping keterampilan dalam
berpikir kritis, kerja kolaboratif, pemecahan masalah secara kreatif, dan komunikasi yang
efektif. Baik siswa maupun pendidik merasakan peningkatan kegembiraan kreatif ketika
mereka berpartisipasi dalam pembelajaran berbasis proyek. More klik this link https://drive.google.com/file/d/1_okUBHqN6zvr9D_H_h7IC3SJ29bzuxcL/view